Tarian Caci asal Manggarai - FLores

Manggarai, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur dalam sorotan untuk keragaman keunikan dan budaya yang membuatnya semakin dikenal masyarakat Negeri Indonesia. Terkenal Manggarai tarian perang telah turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang Manggarai kepada pihak tradisional di mana bersyurkur atas panen yang melimpah, melambangkan sukacita atau rasa terima kasih simbol orang Manggarai yang disebut "CACI"



Pertandingan Caci dibuka dengan bernyanyi kelong atau tradisional acara tari menseponsori Caci, menjadi kelompok lokal atau dari luar desa, diikuti oleh tandak atau Danding oleh kelompok. Lagu atau nyanyian kelong tidak boleh dinyanyikan di mana saja, karena lagu ini bertujuan untuk memanggil roh-roh orang yang telah meninggal atau nenek moyang yang telah meninggal lama untuk hadir bersama-sama dalam daya tarik Caci untuk dilaksanakan. Dan jika "kelong" atau lagu tradisional telah dinyanyikan oleh kelompok tertentu, tarian Caci pada hari itu harus dilaksanakan atau dilaksanakan. Sebelum kelong yang berpantang pertandingan Caci. Sebelum bertabrakan dilakukan dengan menari yang disertai gong pemanasan dan drum sambil bernyanyi Manggarai. Keadaan memprovokasi lawan penari berjalan sambil menari-nari tantangan lingkaran arena permainan satu sama lain jika diperlukan.

Tari Caci dimiliki oleh seluruh desa di Flores Manggarai Barat, umumnya dilakukan setelah mengambil hasil perkebunan (lahan kering atau ladang) setiap tahun pada bulan Juli sampai Oktober dan diadakan di siang hari oleh dua kelompok masing-masing dari tiga pasang atau lebih, tergantung pada sejauh mana acara cincin. Dimana pemukulan'nya acara dengan array atau cambuk lawan satu kelompaknya masing-masing. Dengan ketentuan memukul pinggang di kepala


Para pemain dalam kelincahan pit dan fleksibilitas dalam menangkis pukulan lawan dapat mulai bertindak sebagai pemukul dan pada kesempatan lain sebagai pencegah. Dan juga tidak ada keharusan menangkap pukulan lawan setelah kita memukul, dapat diganti dengan pemain lain.
Mbete, Array atau cambuk yang terbuat dari kulit kerbau kering jika pada tubuh dapat menyebabkan cedera. Karena jika kampung wolomboro (desa tradisional yang selalu mengadakan acara tarian Manggarai penyalahgunaan muat di timur), pada akhir Pecut'nya berpasangan atau diikat pohon Sticks dari Nira atau (Pohon anggur dalam bahasa lokal).
Hal ini bertujuan agar para pemain sebelum mengalahkan cambuk berdering seperti bom meledak suara (juga cara salasatu untuk memanaskan lawanya) dan jika menempel pada tubuh anggur ini akan langsung berdarah atau cedera. Para penonton harus membuka mata saya karena kadang-kadang tongkat ini pecah di saat melakukan pukulan dan mencar'nya kepada penonton. (Hadirin dapat membawa luka tanpa bermain penyalahgunaan)
Dengan tangkas penyerang pecutnya mengayunkan ke dalam tubuh lawan, sementara jera berusaha cambuk menghalangai garis miring dengan perisai atau tameng dari kulit kerbau dan Tereng yang terbuat dari bambu kering tongkat dalam ukuran 2 -3 meter.Tapi yang pakar'nya dalam bermain bisa menyalahgunakan menadanya dengan tempurung kelapa sebagai perisai dan sepotong kayu ukuran 1meter sebagai terengnya.

Dengan aksesoris di kepala begitu indah, biasanya memakai "Pangga" dalam bahasa lokal, yaitu aksesoris kulit yang terbuat dari tanduk kerbau berbentuk dan ditutupi dengan kain untuk membentuk seperti tanduk kerbau, dan di tengah ada tanduk aksesori menjadi ekor kuda , ini pertanda bahwa mereka kuat seperti banteng atau kuda jantan. Tubuh harus dalam keadaan telanjang, dan dari pinggang ke bawah Manggarai songket sarung yang dikenakan oleh semua aksesoris lainnya termasuk lonceng Sleigh yang tergantung di balik pinggangnya sehingga ketika menari dapat mengeluarkan irama atau nada melodi terdengar di irama gong dibunyikan oleh kelompok.
Biasanya pukulan pembukaan pemimpin tradisional yang mensponsori acara Caci ini, dan dari kelompok migran atau dari luar menadahnya area lokal atau pesta. Setiap pemain harus melihat siapa penantang, karena jika masih ada hubungan darah atau keluarga mungkin tidak mengajukan keluhan atau pemukulan, kecuali sebatas teman saja antar desa.
Jika tembakan menghantam membuktikan bahwa para penyerang berhasil mengalahkan lawanya. Dan jika wajah lokal bahasa Mengenai mengatakan "Beke" harus diganti dengan posisi orang lain dan merupakan tanda nasib buruk dalam kelompok dan malu untuk kehilangan game penyalahgunaan ini.Tapi semua pemain siap menerima risiko bahwa para pemain harus mahir memukul dan memblokade lawan pukulan.
Setelah mengakhiri Penada pukulan itu membuat suara atau Paci. Paci adalah bahasa kiasan yang mendefinisikan kebesaran seseorang. Contoh paci menyebutkan objek seperti Jangkar / Anker / Saul. jika Anker telah terjebak di atas batu, melempar perahu saul.