Keindahan Danau Ranamese di Manggarai Timur - Flores sudah menjadi Pesona

Danau Ranamese merupakan Danau yang terdapat di manggarai Timur,  Siapa pun yang telah melakukan perjalanan darat ke kota Ruteng harus melewati tempat ini. Danau Ranamese terletak di tepi jalan raya antara Ruteng (Kabupaten Manggarai) dan Borong (Kabupaten Manggarai Timur) dan masih berada dalam lingkup Kabupaten Manggarai Timur. Namun, perjalanan ke danau ini diupayakan lebih dekat melalui Ruteng dengan jarak sekitar 30 km
Danau Ranamese memiliki luas sekitar 5 hektar dengan kedalaman 43 m. Danau ini terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, jadi jangan heran jika Anda melihat kabut tebal di tempat ini. Danau Ranamese termasuk danau vulkanik.

Awalnya, Danau Ranamese kawah tertutup air pegunungan sehingga bank curam danau berbentuk
Suasana danau mungkin tampak mistis, tapi keheningan dan suasana alam benar-benar mendalam. Perlakukan keindahan karya Tuhan sebagai komposisi mosaik ditaburkan begitu sempurna baik di musim berbunga dan musim kematian. Ranamese Danau menawarkan pesona keheningan alam, karena tempat ini masih sangat alami. Danau ini dikelilingi oleh hutan - hutan hijau dan subur. Kadang-kadang, danau diselimuti kabut dingin dan menenangkan.

Selain menikmati alam yang tenang, Anda juga bisa berburu foto di danau ini. Setiap sudut memiliki pemandangan danau. Kombinasi dari danau, kabut dan pohon, bisa menjadi objek yang menarik. Anda juga bisa datang memancing di Danau Ranamese dengan masyarakat setempat.
Pemancing di danau tidak banyak, sebagian besar yang saya tanyakan adalah penduduk di sekitar danau yang tinggal di daerah Gololoni. Bahkan jika mereka bersenang-senang memancing bisa menyenangkan untuk membiarkan malam sementara membuat perapian yang hangat.

Bagi masyarakat desa Gololoni, khususnya Kampung Lerang, dalam acara Dusun, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, ritual Penti atau perayaan tahunan mereka tidak pernah ketinggalan. Acara ini biasanya diadakan di desa Lerang.


Keyakinan bahwa mereka sayangi sampai hari ini, bahkan mereka tidak berani mengabaikan. Jika Anda gagal, menurut keyakinan mereka, dampaknya terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti panen mengecewakan.

Desa Gololoni dihuni oleh 536 keluarga atau 2.536 orang. Pendapatan utama dari desa kopi. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan vanili, cengkeh, termasuk padi.

Desa Gololoni terletak sekitar 25 kilometer dari Ruteng. Desa ini terdiri dari tiga dusun, yaitu event, Wakas, dan Wodo. Tahun ini penduduk desa melalui ritual Penti pada partai tradisional 14 Agustus Penti rutin diselenggarakan antara Juli, Agustus, dan September, atau sebelum bulan-bulan terakhir tahun ini.

"Dipilih Penti antara bulan tujuh, delapan, atau sembilan karena orang percaya pada bulan yang sukses di tahun mendatang ditentukan. Hal ini karena esensi Penti sebagai ucapan terima kasih kepada leluhur untuk panen yang kita nikmati. Selain itu, juga memohon keberhasilan panen di tahun mendatang, "kata Ketua Peter Adat Desa Lerang Sap di mbaru Tembong (rumah adat).

Penti tradisi juga mencerminkan sikap manusia bersyukur kepada Tuhan atau bentuk tertinggi (mori keraeng), menghormati leluhur (Empo), alam, manusia juga.

Leluhur

Penti signifikansi ritual untuk desa Gololoni memiliki relevansi dengan keyakinan mereka nenek moyang yang tinggal di wilayah Danau Ranamese terletak sekitar lima kilometer dari desa Lerang.

Dikatakan bahwa di zaman kuno percaya ada dua danau yang dihuni oleh roh-roh. Danau kedua adalah Danau Ranamese (danau kecil) dan Danau Ranahenbok (danau besar) yang terletak di Desa Golorutuk.

Penghuni danau Ranamese ketika mencoba untuk berburu babi hutan. Namun, mangsa tewas sebelumnya ketika manusia menebang pohon untuk mendapatkan kayu. Babi hutan, dalam pandangan roh, adalah tikus (munggis) yang dianggap tidak penting oleh manusia.

Menilai roh manusia telah mencuri mangsa. Namun, mereka akhirnya bisa tenang dan tikus bersangkutan diserahkan kepada warga Danau Ranamese. Manusia juga berjanji, suatu hari akan memberikan bantuan untuk menebus kelalaian yang dilakukan itu.

Satu kali ada perang antara penghuni dan penghuni Ranamese Lake Ranahenbok. Danau penghuni roh Ranamese Ranahenbok ingin menguasai. Penghuni Ranamese hampir hilang karena jumlah lawan lebih banyak dan terlalu sulit. Penghuni Ranamese dan meminta bantuan manusia.

Manusia yang telah berteman dengan penduduk Danau Ranamese dapat dengan mudah mengalahkan roh-roh jahat karena senjata yang digunakan partai Ranahenbok Ranahenbok adalah belut, yang dapat dengan mudah ditebang dengan parang.

Ranahenbok penghuni danau kekalahan akhirnya dibayar dengan menukar Danau Ranamese menjadi lebih luas. Legenda mengatakan dipercaya dan diyakini benar sampai hari ini, dan manusia dalam legenda diyakini sebagai nenek moyang warga desa Gololoni. Selain itu, jumlah belut di kawasan Danau Ranamese juga diyakini sebagai akibat dari perang di masa lalu.